Popular Posts

Powered by Blogger.

Bisnis memerlukan totalitas dan keuletan, bukan bakat!

Sebuah pelajaran dari Rosenberg yang sukses mengembangkan Dunkin Donuts sampai mencapai 7.988 gerai di seluruh dunia.
Ada kalanya seorang pengusaha jengah dengan bisnis, bahkan dengan uang. Biasanya mereka akan mencari kenikmatan lain di luar bisnis. Seperti yang dilakukan Wiliam Rosenberg, pendiri Dunkin Donuts.
Setelah uang melimpah, ia tertarik pada peternakan kuda. Ia sempat memiliki dua ratus ekor kuda. Dan bahkan mendirikan International Horse Racing Association untuk menyalurkan hobinya. Di samping itu, ia mempelopori berdirinya Universitas di New Hampshire yang membuka Franchise and Enterprenuership Faculty, mungkin ini fakultas pertama yang fokus di bidang franchise.
Rosenberg bisa kita sebut sebagai pengusaha sukses yang luar biasa cerdas. Ia bukan hanya pengusaha yang berorientasi laba. Kontribusinya dalam dunia kewirausahaan juga sangat besar. Pada pertengahan 1960 Rosenberg mendirikan The International Franchise Association (IFA). Asosiasi ini berkembang menjadi sangat besar. Hari ini IFA terdiri lebih dari 800 pemilik franchise dan lebih dari 30.000 franchisee. Perkumpulan ini yang menjadi kunci keberhasilan franchise dan mengendalikan hampir separuh dari franchise di Amerika.
Yang lebih luar biasa jika melihat bahwa yang diperdagangkan Rosenberg adalah donat. Saat Anda melihat donat mungkin tidak akan berpikir banyak. Yang Anda tahu makanan ini sering dihidangkan di rumah dan disukai anak-anak. Itu saja. Tapi Rosenberg merubah donat menjadi makanan yang menjanjikan peluang usaha. Bahkan Rosenberg bisa memiliki 7.988 gerai di seluruh dunia. Bukankah ini pencapaian spektakuler yang bisa dilakukan oleh sebuah bisnis donat.
Bagaimana Rosenberg membangun itu semua? Apa dia menerima warisan usaha dari kedua orang tuanya?
Rosenberg adalah pekerja keras. Masa lalunya yang suram membuatnya terketuk menjadi dermawan. Karena itu pula ia mendirikan IFA agar pengusaha franchise lain bisa sukses sepertinya.
Rosenberg memulai bisnisnya dengan tangannya sendiri. Dimulai pada tahun 1946 saat ia membuka layanan antar makan siang. Awalnya Rosenberg merancang perusahaan ini untuk melayani makan siang para pekerja di jalanan utama Massachusets dengan membuka gerai bernama ‘The Open Kettle.” Baru pada 1950 ia membuka gerai dengan nama Dunkin Donuts. Sampai saat ini gerai pertama Rosenberg masih berdiri di Massachusets. Setelah empat tahun, tepatnya Juli 1955 ia membuka empat cabang di Worcester.
Akhir 2007 Dunkin Donuts telah memiliki 7.988 gerai di seluruh dunia, termasuk 5.769 restoran di Amerika dan 2.219 gerai lainnya yang tersebar di seluruh dunia. Pada tahun yang sama omzet usahanya telah mencapai 5, 3 milyar dollar.
Dalam hati kecil Anda pasti timbul pertanyaan, bagaimana cara Rosenberg mengembangkan bisnisnya? Apa dia memiliki tips khusus?
Sekali lagi saya harus katakan, resep khusus yang membuat Rosenberg sukses adalah keuletan dan totalitasnya dalam menekuni pekerjaan, termasuk kemauannya belajar. Dia sukses karena tak pernah menganggap dirinya sukses sehingga merasa perlu terus belajar.
Lihat saja produk yang di kembangkan Dunkin Donuts. Mereka mengembangkan 35 jenis donat bakar, 9 jenis stick donat, ratusan jenis kue, sandwich dan makanan lain dari keju. Bahkan mereka memiliki puluhan jenis minuman baru yang diolah dari kopi, kapucino, vanilla dan bahan lain. Intinya, mereka tak pernah berhenti belajar dan mengembangkan diri. Maka tak heran jika pelanggan mereka semakin banyak. Mereka bisa membuat pelanggan bertanya, ‘menu baru apa yang ada di Dunkin?’
Hal itu pula yang menginspirasi saya untuk tidak pernah berhenti belajar. Di www.gepukfood.com sebagai salah satu bisnis saya, saya terus mengembangkan produk yang saya miliki. Sampai kini lebih dari 30 rasa bambu tabur yang bisa saya kembangkan. Dan saya tidak berhenti di sana. Saya masih akan terus bereksperimen dan berinovasi untuk mengembangkannya.
Sebagai pemilik franchise, Rosenberg sangat mengerti keinginan pelanggannya. Mereka tidak hanya mengedepankan rasa, tapi juga kesehatan. Contohnya, mereka menggunakan bahan-bahan yang rendah lemak dan menghindari minuman beralkohol.
Meski demikian, kesuksesan Dunkin tak lepas dari kesuksesan mereka membangun brand. Bahkan untuk itu mereka memiliki slogan America Runs On Dunkin’. Bagi Anda yang berminat memulai bisnis franchise, juga harus mulai membangun brand, dengan membuat merek, logo, dan slogan.
Apa yang di alami Dunkin bisa juga Anda rasakan. Dalam bisnis lebih banyak diperlukan keuletan dari pada bakat. Bukankah bakat bisa Anda dapatkan dengan terus belajar? Pasar terus berkembang dan menyediakan ribuan peluang untuk Anda, saatnya Anda mencoba dan mencecap sukses ala Rosenberg.
Dan saya yakin, dengan kekuatan internet yang begitu dahsyat saat ini, kita bisa mencapai apa yang dilakukan Rosenberg. Bahkan melebihinya…

0 comments:

Post a Comment